21. Pengantin Remaja (1971)
Sutradara: Wim Umboh
Pemain: Sophan Sophiaan, Widyawati, WD Mochtar, Sofia WD, Fifi Young
Produksi: PT Aries Film
Kalau Hollywood punya film drama romantis yang berakhir tragis berjudul Love Story (1970), perfilman kita punya Pengantin Remaja. Banyak yang menyebut film karya Wim Umboh atas skenario Sjuman Djaya ini jiplakan film Hollywood itu. Wim berkelit. Katanya, Pengantin Remaja lebih mirip kisah cinta Romeo dan Juliet versi Indonesia (nama tokohnya saja Romi (Sophan Sophiaan) dan Juli (Widyawati). Lalu, kisah cinta mereka juga tak direstui orang tua). Ada juga yang bilang gagasan film ini lahir dari Sjuman Djaya. Entahlah. Yang pasti dalam resensi di Tempo pada tahun itu, Salim Said memuji film ini. Salim menulis, "Orang Indonesia juga bisa bikin film yang baik seandainya mereka sungguh-sungguh." Pada kalimat sebelumnya ia menulis, "Agak berlebihan barangkali menyebut Pengantin Remaja sebagai salah satu film terbaik yang pernah dibikin di Indonesia sejak enam puluhan, kendati pun sulit untuk tidak berkata demikian." Nyatanya, Pengantin Remaja memang film terbaik di eranya. Film itu meraih Golden Harvest Award untuk Film Terbaik di ajang Festifal Film Asia pada 1971.
Sutradara: Wim Umboh
Pemain: Sophan Sophiaan, Widyawati, WD Mochtar, Sofia WD, Fifi Young
Produksi: PT Aries Film
Kalau Hollywood punya film drama romantis yang berakhir tragis berjudul Love Story (1970), perfilman kita punya Pengantin Remaja. Banyak yang menyebut film karya Wim Umboh atas skenario Sjuman Djaya ini jiplakan film Hollywood itu. Wim berkelit. Katanya, Pengantin Remaja lebih mirip kisah cinta Romeo dan Juliet versi Indonesia (nama tokohnya saja Romi (Sophan Sophiaan) dan Juli (Widyawati). Lalu, kisah cinta mereka juga tak direstui orang tua). Ada juga yang bilang gagasan film ini lahir dari Sjuman Djaya. Entahlah. Yang pasti dalam resensi di Tempo pada tahun itu, Salim Said memuji film ini. Salim menulis, "Orang Indonesia juga bisa bikin film yang baik seandainya mereka sungguh-sungguh." Pada kalimat sebelumnya ia menulis, "Agak berlebihan barangkali menyebut Pengantin Remaja sebagai salah satu film terbaik yang pernah dibikin di Indonesia sejak enam puluhan, kendati pun sulit untuk tidak berkata demikian." Nyatanya, Pengantin Remaja memang film terbaik di eranya. Film itu meraih Golden Harvest Award untuk Film Terbaik di ajang Festifal Film Asia pada 1971.
22. Cintaku di Rumah Susun (1987)
Sutradara: Nya Abbas Akup
Pemain: Deddy Mizwar, Rima Melati, Doyok, Eva Arnaz
Produksi: PT Parkit Film
Cermin realitas sosial selalu lekat di film Nya Abbas Akup. Cermin itu pula bisa terlihat di Cintaku di Rumah Susun. Di siang bolong di rumah susun ada yang baru pulang belanja dengan bawaan seabrek, ada yang pacaran, ada suami-istri sedang mesra-mesraan, ada yang mendengarkan siaran bola. Di situ ada pula bujangan tua, Somad (Deddy Mizwar) yang masih dilarang pacaran. Somad lantas belajar buat punya pacar. Somad lantas kenal Zuleha (Eva Arnaz) yang seksi. Kelucuan di rumah susun lantas mengalir lancar. Macam-macam karakter disodorkan buat menunjukkan kompleksitas kehidupan di rumah susun. Eva Arnaz memang tampil seksi. Ini cuma bonus. Sajian utama tetap akting jempolan pemain lain dan cerita memikat.
Sutradara: Nya Abbas Akup
Pemain: Deddy Mizwar, Rima Melati, Doyok, Eva Arnaz
Produksi: PT Parkit Film
Cermin realitas sosial selalu lekat di film Nya Abbas Akup. Cermin itu pula bisa terlihat di Cintaku di Rumah Susun. Di siang bolong di rumah susun ada yang baru pulang belanja dengan bawaan seabrek, ada yang pacaran, ada suami-istri sedang mesra-mesraan, ada yang mendengarkan siaran bola. Di situ ada pula bujangan tua, Somad (Deddy Mizwar) yang masih dilarang pacaran. Somad lantas belajar buat punya pacar. Somad lantas kenal Zuleha (Eva Arnaz) yang seksi. Kelucuan di rumah susun lantas mengalir lancar. Macam-macam karakter disodorkan buat menunjukkan kompleksitas kehidupan di rumah susun. Eva Arnaz memang tampil seksi. Ini cuma bonus. Sajian utama tetap akting jempolan pemain lain dan cerita memikat.
23. Gita Cinta dari SMA (1979)
Sutradara: Arizal
Pemain: Rano Karno, Yessy Gusman, Shirley Malinton, Junaedy Salat, Rizal Nurdin.
Produksi: PT Tiga Sinar Mutiara Film
Kisah cinta a la Romeo dan Juliet rupanya tak lekang dimakan zaman. Bahkan laku dijual dan ikutan jadi legenda. Gita Cinta dari SMA contohnya. Saat diedarkan dahulu, film ini laris ditonton orang -- disebut Perfin sebagai film terlaris ketiga di Jakarta dengan 160.050 penonton. Selayaknya kisah gubahan Shakespeare, Gita Cinta dari SMA berkisah seputar hubungan asmara yang tak direstui antara Galih (Rano Karno) dan Ratna (Yessy Gusman). Sayangnya, Galih datang dari keluarga miskin, sedang Ratna anak orang kaya. Di mata penonton, Galih dan Ratna sosok ideal. Sempurna tanpa cacat cela. Keduanya bintang kelas, dan berperangai amat baik. Hingga, saat hubungan mereka tak direstui, mudah buat penonton untuk bersimpati. Saat beredar dulu, banyak remaja zaman itu bermimpi ingin jadi Galih atau Ratna. Soundtrack-nya yang digubah Goruh Soekarnoputra juga ikut populer. Film ini layak dicatat lantaran menciptakan tren film remaja era berikutnya. Selepas film ini, Rano Karno dan Yessy Gusman makin banyak menghiasi film remaja sejenis.
Sutradara: Arizal
Pemain: Rano Karno, Yessy Gusman, Shirley Malinton, Junaedy Salat, Rizal Nurdin.
Produksi: PT Tiga Sinar Mutiara Film
Kisah cinta a la Romeo dan Juliet rupanya tak lekang dimakan zaman. Bahkan laku dijual dan ikutan jadi legenda. Gita Cinta dari SMA contohnya. Saat diedarkan dahulu, film ini laris ditonton orang -- disebut Perfin sebagai film terlaris ketiga di Jakarta dengan 160.050 penonton. Selayaknya kisah gubahan Shakespeare, Gita Cinta dari SMA berkisah seputar hubungan asmara yang tak direstui antara Galih (Rano Karno) dan Ratna (Yessy Gusman). Sayangnya, Galih datang dari keluarga miskin, sedang Ratna anak orang kaya. Di mata penonton, Galih dan Ratna sosok ideal. Sempurna tanpa cacat cela. Keduanya bintang kelas, dan berperangai amat baik. Hingga, saat hubungan mereka tak direstui, mudah buat penonton untuk bersimpati. Saat beredar dulu, banyak remaja zaman itu bermimpi ingin jadi Galih atau Ratna. Soundtrack-nya yang digubah Goruh Soekarnoputra juga ikut populer. Film ini layak dicatat lantaran menciptakan tren film remaja era berikutnya. Selepas film ini, Rano Karno dan Yessy Gusman makin banyak menghiasi film remaja sejenis.
24. Eliana, Eliana (2002)
Sutradara: Riri Riza
Pemain: Rachel Maryam, Jajang C Noer, Henidar Amroe
Produksi: Miles Productions
Eliana, Eliana bukanlah film gelap. Kendati menawarkan kemuraman di awal, di akhir film Riri memberi penutup yang manis. Ini mungkin sedikit cacat Eliana, Eliana. Namun demikian, Riri tetap menawarkan sesuatu yang istimewa di film ini. Sebagai sutradara muda, ini karyanya yang menjanjikan. Lewat Eliana, Eliana ia mencoba menelurkan karyanya yang personal. Sisi gelap Jakarta ia rekam dalam rangkaian dialog antara Eliana (Rachel Maryam), Bunda (Jajang C Noer), atau supir taksi, serta gambar kotor dan jorok pinggiran Jakarta. Memang terlalu harafiah. Namun, dari film ini, Riri mulai membuktikan diri bukan cuma sutradara yang bisa membuat film laris (Petualangan Sherina), tapi juga sineas yang menjadikan film untuk menyampaikan gagasan. Hal yang kemudian ia buktikan dengan lebih baik lewat Gie (2005).
Sutradara: Riri Riza
Pemain: Rachel Maryam, Jajang C Noer, Henidar Amroe
Produksi: Miles Productions
Eliana, Eliana bukanlah film gelap. Kendati menawarkan kemuraman di awal, di akhir film Riri memberi penutup yang manis. Ini mungkin sedikit cacat Eliana, Eliana. Namun demikian, Riri tetap menawarkan sesuatu yang istimewa di film ini. Sebagai sutradara muda, ini karyanya yang menjanjikan. Lewat Eliana, Eliana ia mencoba menelurkan karyanya yang personal. Sisi gelap Jakarta ia rekam dalam rangkaian dialog antara Eliana (Rachel Maryam), Bunda (Jajang C Noer), atau supir taksi, serta gambar kotor dan jorok pinggiran Jakarta. Memang terlalu harafiah. Namun, dari film ini, Riri mulai membuktikan diri bukan cuma sutradara yang bisa membuat film laris (Petualangan Sherina), tapi juga sineas yang menjadikan film untuk menyampaikan gagasan. Hal yang kemudian ia buktikan dengan lebih baik lewat Gie (2005).
25. Inem Pelayan Sexy (1977)
Sutradara: Nya Abbas Akup
Pemain: Doris Callebaute, Titiek Puspa, Jalal, Yetti Surachman
Produksi: PT Candi Dewi Film
Peran babu atau pembantu rumah tangga tak bisa dilepaskan dari kehidupan Jakarta. Tanpa babu, rumah orang kaya Jakarta bisa kacau balau, berantakan, masuk kerja jadi terlambat, sampai Nyonya besar jadi tak sempat ke salon (apalagi arisan). Tapi, apa jadinya kalau babu yang dipekerjakan ternyata cantik dan seksi? Tuan rumah jadi genit. Sementara Nyonya besar mesti ronda mengawasi. Itulah realitas yang diangkat Nya Abbas Akup lewat Inem Pelayan Sexy. Kemolekan sang babu, Inem (Doris) rupanya tak cuma menarik perhatian sang tuan rumah, Cokro (Aedy Moward) melainkan juga atasan Cokro, Tuan Bronto (Jalal). Bronto yang kaya raya kemudian takluk oleh Inem. Inem lantas jadi wanita kaya raya. Dari sini, Abbas menyisipkan pesan moral: saat kaya Inem tak lupa diri (ia tak mengganti namanya jadi lebih trendi), tapi justru membela kaum miskin. Ini yang membuat Inem Pelayan Sexy tak jatuh jadi komedi biasa. Meski berlabel seksi, film ini juga tak terjebak mengumbar sensualitas porno. Inem Pelayan Sexy justru jadi tonggak tersendiri dalam perjalanan film komedi negeri ini.
Sutradara: Nya Abbas Akup
Pemain: Doris Callebaute, Titiek Puspa, Jalal, Yetti Surachman
Produksi: PT Candi Dewi Film
Peran babu atau pembantu rumah tangga tak bisa dilepaskan dari kehidupan Jakarta. Tanpa babu, rumah orang kaya Jakarta bisa kacau balau, berantakan, masuk kerja jadi terlambat, sampai Nyonya besar jadi tak sempat ke salon (apalagi arisan). Tapi, apa jadinya kalau babu yang dipekerjakan ternyata cantik dan seksi? Tuan rumah jadi genit. Sementara Nyonya besar mesti ronda mengawasi. Itulah realitas yang diangkat Nya Abbas Akup lewat Inem Pelayan Sexy. Kemolekan sang babu, Inem (Doris) rupanya tak cuma menarik perhatian sang tuan rumah, Cokro (Aedy Moward) melainkan juga atasan Cokro, Tuan Bronto (Jalal). Bronto yang kaya raya kemudian takluk oleh Inem. Inem lantas jadi wanita kaya raya. Dari sini, Abbas menyisipkan pesan moral: saat kaya Inem tak lupa diri (ia tak mengganti namanya jadi lebih trendi), tapi justru membela kaum miskin. Ini yang membuat Inem Pelayan Sexy tak jatuh jadi komedi biasa. Meski berlabel seksi, film ini juga tak terjebak mengumbar sensualitas porno. Inem Pelayan Sexy justru jadi tonggak tersendiri dalam perjalanan film komedi negeri ini.
0 komentar:
Posting Komentar